STRATEGI
PERUSAHAAN DALAM MENYELAMATKAN KRISIS KEUANGAN
KELOMPOK 4
KHAIRUNNISA 1A113745
AJI PRAYOGA 1A113702
ALFI BUANA SAMUDRA 10113644
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul, “Strategi Komunikasi Pada Perusahaan”
Penulisan karya ilmiah ini, disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis bagi mahasiswa dalam rangka penyelesaian tugas kelompok untuk teori organisasi umum.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini banyak sekali hambatan yang dihadapi penulis, baik yang menyangkut keterbatasan waktu, tenaga, pikiran. Namun dengan kesabaran dan kemauan untuk berusaha serta kerja sama yang baik, segala hambatan tersebut dapat segera diatasi.
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Dan pada akhirnya, semoga Penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, tidak saja bagi penulis tetapi juga bagi para pembaca pada umumnya.
Depok, Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENYELAMATKAN KRISIS KEUANGAN
KELOMPOK 4
KHAIRUNNISA 1A113745
AJI PRAYOGA 1A113702
ALFI BUANA SAMUDRA 10113644
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul, “Strategi Komunikasi Pada Perusahaan”
Penulisan karya ilmiah ini, disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis bagi mahasiswa dalam rangka penyelesaian tugas kelompok untuk teori organisasi umum.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini banyak sekali hambatan yang dihadapi penulis, baik yang menyangkut keterbatasan waktu, tenaga, pikiran. Namun dengan kesabaran dan kemauan untuk berusaha serta kerja sama yang baik, segala hambatan tersebut dapat segera diatasi.
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Dan pada akhirnya, semoga Penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, tidak saja bagi penulis tetapi juga bagi para pembaca pada umumnya.
Depok, Maret 2015
Penulis
BAB I
1.1 Latar Belakang
Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang
memberikan jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan
oleh gangguan kesehatan (penyakit) baik penyakit yang dapat disembuhkan dengan pelayanan
rawat jalan maupun perawatan yang lebih intensif atau rawat inap. Keadaan tersebut
sebagai akibat adanya gangguan kesehatan dan menimbulkan kerugian yang
disebabkan pengeluaran biaya untuk pengobatan dan perawatan serta kerugian
akibat hilangnya waktu kerja (Wahyuni, 1995).
Pemeliharaan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap
orang tanpa membedakan status sosial ekonomi dan sosial. Saat ini negara -
negara berkembang terus di tekan agar memperhatikan masalah kesehatan yang
merupakan hak azasi manusia, sebagai prioritas dalam pembangunan.
Kasus yang akan dibahas pada karya ilmiah ini mengenai
sebuah perusahaan yang memiliki permasalahan pada keuangan perusahaan karena
biaya yang di keluarkan untuk asuransi kesehataan setiap karyawaan di
perusahaan tersebut cukup besar. Karena banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk asuransi kesehataan para pegawai, sehingga perusahaan ingin
merubah program asuransi kesehatan pada perusahaan tersebut, yang dulu
menggunakan managed care sekarang menjadi konsep Indemnity.
Managed Care adalah salah satu jenis produk asuransi
kesehatan yang mengintegrasikan pembiayaan dan penyediaan perawatan kesehatan
dalam suatu sistem yang mengelola biaya, memberikan kemudahan akses pada
seluruh pesertanya sehingga pembiayaan tersebut menjadi efisien dan efektif /
tepat sasaran. Tentu saja tanpa meninggalkan standar pelayanan medis yang
berlaku.
Sedangkan Indemnity plans merupakan program asuransi
kesehatan dimana perusahaan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan
dalam bentuk santunan uang tunai sebagai pengganti biaya pengobatan karyawan
yang bersangkutan.
1.2 Batasan Masalah
Dalam
penulisan ilmiah ini, pembatasan masalah
bertujuan agar pokok pembahasan lebih terarah. Adapun pembatasan masalah dalam
laporan ini yaitu:
1.
Permasalahan asuransi pada sebuah perusahaan
2.
Strategi
komunikasi pada perusahaan
3.
Program asuransi kesehataan managed care plans dan
indemnity plans untuk asuransi kesehatan
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini:
·
Mengimplementasikan
startegi
komunikasi yang baik dalam sebuah perusahaan
· Mempelajari perbedaan program asuransi
kesehataan yang sering diterapkan pada sebuah perusahaan.
·
Memahami organisasi yang baik pada
perusahaan.
1.4 Sistematika Tulisan Ilmiah
Sistematika penulisan ini merupakan pembahasan singkat dari setiap bab
yang menjelaskan hubungan antara bab yang
satu dengan bab yang lainnya, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penulisan karya ilmiah
dan ruang lingkup tujuan tugas serta sistematika penulisannya.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang teori umum mengenai hal-hal
yang terkait dengan karya ilmiah ini.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil analisa mengenai kasus yang
terjadi sesuai latar belakang akan dibahas secara luas. Dan bagaimana strategi
perusahaan tersebut dalam mengkomunikasikan perubahan sistem pada asuransi
kesehatan di perusahaan tersebut.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan laporan
ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Organisasi
Organisasi merupakan salah satu sarana untuk
mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang
dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang
bersangkutan.
Definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan
kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan
keputusanberdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.Menurut
Lubis dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu
pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untukmencapai tujuan yang telah ditentukan.Teori organisasi
merupakan sebuah teoriuntuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat
individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh
dengan menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama
motivasi,individu dalam proses kerjasama.
Organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari
sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga
setiap anggota organisasimemiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang
sebagai satu kesatuanmempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang
jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis dan
Husaini,1987).
Kemajuan Organisai dapat dilihat dari
perilaku organisasinya. Oleh karena itu, Perilaku organisasi berkaitan dengan
perilaku manusia dalam organisasi. Definisi secara formal dari perilaku
organisasi adalah bidang multidisiplin yang mencari pengetahuan tentang
perilaku pengaturan organisasi dengan sistematis mempelajari individu maupun
kelompok. Pengetahuan ini digunakan oleh para ilmuwan untuk memahami perilaku
manusia dalam meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan individu dalam sebuah
organisasi (Jerald Greendberg, 2005).
Selain itu menurut Jerald Greenberg dalam
bukunya yang berjudul “Managing Behavior In Organization”(2005), ada 3 alasan
mengapa kita harus peduli tentang perilaku organisasi, yaitu :
1. Memahami dinamika perilaku organisasi sangat penting untuk mencapai pribadi yang sukses sebagai seorang manager terlepas dari daerah spesialisasi.
2. Prinsip perilaku organisasi terlibat dalam menciptakan karyawan yang produktif dan bahagia dalam pekerjaan mereka.
3. Untuk mencapai kesuksesan, dibutuhkan perubahan dan organisasi yang
dapat mengatasi masalah perilaku organisasi yang menyimpang.
2.2 Managed Care Plans
Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan
yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari
perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
· Ada kontrak dengan penyelenggara
pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang komprehensif.
·
Penekanan agar peserta tetap
sehat sehingga utilitasi berkurang.
·
Unit layanan harus memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
·
Ada program peningkatan mutu
layanan.
Ada 3 bentuk Managed Care, yaitu HMO
(Health Maintanance Organization), PPO (Preferred Provider Organization) dan
POS (Point of Service).
HMO adalah Organisasi pemelihara
kesehatan yang bertujuan untuk mengontrol biaya pemeliharaan kesehatan. AHA
mendefinisikan HMO sebagai suatu organisasi yang memiliki tanggung jawab
manajemen untuk penyedia pelayanan kesehatan komprehensif berdasarkan
pembayaran di muka untuk anggotanya yang terdaftar secara sukarela di dalam
suatu populasi tertentu.
PPO adalah Organisasi pengelola perawatan dari
dokter, rumah sakit, dan penyedia perawatan kesehatan yang punya perjanjian
dengan asuransi atau administrator pihak ketiga untuk menyediakan layanan
kesehatan dengan tarif tereduksi
Sedangkan POS adalah jenis rencana asuransi
kesehatan di mana Anda membayar lebih sedikit jika Anda menggunakan dokter,
rumah sakit, dan perawatan kesehatan lainnya dari penyedia asuransi tersebut.
Rencana POS juga mengharuskan Anda untuk mendapatkan rujukan dari dokter
perawatan primer Anda untuk melihat spesialis.
2.3 Indemnity Plans
Program asuransi kesehatan
jenis ini akan membayarkan santunan atau manfaat asuransi berdasarkan
Reimbursement untuk penggantian biaya perawatan, baik biaya perawatan rumah
sakit, biaya operasi, maupun biaya dokter. Keunggulan program asuransi
Indemnity Plan adalah fleksibilitas di dalamnya, yakni para karyawan bisa
menentukan provider baik dokter atau rumah sakit pilihannya.
Selanjutnya, perusahaan
asuransi jiwa akan melunasi biaya perawatan kesehatan tersebut setelah karyawan
selesai mendapatkan perawatan. Program jenis ini sangat sesuai untuk karyawan
dengan mobilitas tinggi, kerap meninggalkan kota asalnya, dan saat membutuhkan
pelayanan kesehatan dia dapat memilih provider yang tersedia di kota tersebut.
Umumnya, program asuransi
Indemnity Plan menawarkan tiga manfaat kesehatan, yaitu :
·
Manfaat perawatan rumah sakit (Hospital
Cash Plan Benefit)
·
Manfaat perawatan dengan operasi (Surgical
Espenses Benefit)
·
Manfaat perawatan oleh dokter (Physician
Expenses Benefit).
Indemnity Plans pada dasarnya mengutamakan kenyamanan bagi para karyawan
dalam memilih rumah sakit atau tempat perawatan yang sesuai bagi mereka. Bila
aspek fleksibilitas yang menjadi pertimbangan utama, Indemnity Plans bisa
menjadi pilihan yang tepat bagi sebuah perusahaan. Namun terdapat batasan pada system indemnity
Plans ini misalnya, setiap tahun perusahaan hanya mengganti biaya akomodasi
rawat inap hanya untuk 90 hari.
Menurut Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT Askes (Persero), dr. Taufik Hidayat.. “Bedanya dengan asuransi kesehatan managed care, indemnity lebih mengacu kepada sistem pembiayaannya saja, bukan kepada sistem pelayanannya. Misalnya, peserta dapat berobat ke provider mana saja, yang penting penggantian biayanya tidak melebihi ketentuan. Penggantian biaya rawat inap tidak lebih dari satu juta sehari, namun dalam satu tahun tidak boleh lebih dari 90 hari. Untuk ringan, seperti sakit flu, maag mungkin cukup, tapi kalau yang masuk ICU bagaimana, apa cukup?,” jelasnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perubahan Sistem Asuransi
Perubahan sistem asuransi ini di dasari oleh latar belakang peningkatan biaya asuransi yang selalu meningkat. Pada dasarnya perusahaan sadar bahwa peningkatan biaya ini wajar yang disebabkan faktor eksternal. Namun setelah perusahaan menganalisa, pengeluaran keuangan perusahaan yang paling besar adalah biaya asuransi kesehatan untuk pegawai. Dan karena itu, perusahaan mencari cara untuk meminimalisir biaya asuransi kesehataan tanpa merugikan kepentingan pegawai perusahaan tersebut.
Maka perusahaan merubah sistem asuransi kesehataan yang sebelumnya menggunakan managed care plans dan sekarang menggunakan indemnity plans. Seperti yang sudah dibahas pengertian dari kedua sistem tersebut. Perusahaan berharap biaya berobat setiap pegawai agar lebih hemat dan tepat anggaran.
Perusahaan juga memberikan beberapa kesepakatan untuk sistem asuransi yang baru yaitu indemnity plans, Perusahaan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan dalam bentuk santunan uang tunai sebagai pengganti biaya pengobatan karyawan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perusahaan asuransi jiwa akan membayarkan uang pengganti kepada karyawan, atau akan membayarkannya secara langsung kepada rumah sakit/klinik atau dokter yang merawat setelah karyawan yang bersangkutan mendapatkan perawatan kesehatan.
Secara fungsional, fasilitas dan manfaat Indemnity Plans tidak bergantung pada lokasi di mana karyawan mendapatkan pelayanan kesehatan. Sejauh tempat tersebut merupakan jaringan yang telah didaftarkan pada perusahaan asuransi penerbit polis, karyawan bisa mendapatkan fasilitas yang sama. Meskipun demikian, batasan penggantian biaya bergantung pada program yang akan dibeli perusahaan.
Perusahaan juga memberikan beberapa kesepakatan untuk sistem asuransi yang baru yaitu indemnity plans, Perusahaan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan dalam bentuk santunan uang tunai sebagai pengganti biaya pengobatan karyawan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perusahaan asuransi jiwa akan membayarkan uang pengganti kepada karyawan, atau akan membayarkannya secara langsung kepada rumah sakit/klinik atau dokter yang merawat setelah karyawan yang bersangkutan mendapatkan perawatan kesehatan.
Secara fungsional, fasilitas dan manfaat Indemnity Plans tidak bergantung pada lokasi di mana karyawan mendapatkan pelayanan kesehatan. Sejauh tempat tersebut merupakan jaringan yang telah didaftarkan pada perusahaan asuransi penerbit polis, karyawan bisa mendapatkan fasilitas yang sama. Meskipun demikian, batasan penggantian biaya bergantung pada program yang akan dibeli perusahaan.
3.2 Strategi Komunikasi Perusahaan
Dalam kasus ini perusahaan
mempunyai tanggung jawab finansial yang baik karena mereka tentu didukung oleh para
investor, agar para investor tidak kecewa maka perusahaan harus mengambil langkah
agar tetap stabil (It is been suggested that socially
responsible companies perform well financially because they are supported by
customers and investors from managing behavior in organizations chapter 2)
perusahaan perlu melakukan pemodern-nan cara penyampaian informasi kepada para
karyawannya agar perusahaan tersebut dapat terus meningkat (The open systems approach is characteristic of modern-day
thinking in the field of OB. It assumes that organizations are
self-sustaining—that is, that they transform inputs to outputs in a continuous from managing behavior in
organizations chapter 2) karena salah satunya adalah dengan
cara melakukan sosialisasi penggantian asuransi ini secara terbuka dari yang
tadinya Managed Care Plans Menjadi Indemnity Plans secara berurut dan secara terus
menerus dengan melakukan suatu pendekatan dan
agar semua karyawan dapat mengerti alasan pihak manajemen perusahaan melakukan
pengalihan asuransi tersebut
Adapun cara dalam
mengomunikasikan perubahan sistem ini
adalah dengan melakukan rapat internal antar divisi di dalam perusahaan untuk kemudian
disampaikan melalui sosialisasi yang akan dilaksanakan oleh ketua-ketua divisi itu
kepada seluruh bawahannya karena sebuah pembagian kerja itu harus digunakan untuk
memungkinkan orang mengerjakan apa yang terbaik yang bisa di lakukan (A division of labor should be used because it allows people
to specialize, doing only what they do best from managing behavior in
organizations chapter 2), oleh karena itu seorang manajer di perusahaan ini
harus memiliki otoritas dalam mengatur bawahannya dalam menyampaikan informasi.
Setelah rapat internal yang dilakukan perusahaan, dan menjelaskan perubahan
sistem pada kepala divisi masing-masing diperusahaan maka tindakan selanjutnya
adalah membuat sebuah change agent. Dalam setiap Perusahaan tentu nya perlu ada
“Pembaharu” dan biasanya perusahaan akan membentuk sebuah change agent yang
diharapkan mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya.
Change agent merupakan pihak yang dipilih oleh perusahaan dan bertugas
untuk mengomunikasikan suatu perubahan yang ingin dilakukan oleh perusahaan
kepada semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut yang pada kenyataannya
change agent sendiri merupakan pegawai yang akan menjalankan perubahan
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Komunikasi merupakan kunci utama suatu organisasi. Maka dari itu diperlukan adanya strategi komunikasi untuk mengelola dan menyelesaikan masalah-masalah serta target dari suatu organisasi. Strategi komunikasi juga memiliki peranan penting ketika suatu perusahaan akan melakukan perubahan sistem yang sudah ada karena perubahan sistem yang terjadi pada perusahaan tidak selalu bisa diterima oleh setiap pegawai. Salah satu cara yang bisa dipakai adalah membuat sebuah change agent. Change agent sendiri merupakan pihak yang dipilih oleh perusahaan dan bertugas untuk mengomunikasikan suatu perubahan yang ingin dilakukan oleh perusahaan kepada semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jerald
Greenberg. 2005. Managing Behavior in
Organization.Prentice hall:New Jersey,
Lubis, Hari & Huseini, Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta.
Zwanziger, Jack and Glenn A. Melnick. 1996. “Can managed care plans control health care costs?”. Health Affairs.
Leonardo Budi H. 2012. Teori Organisasi Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah. Universitas Pandanaran : Semarang.