Senin, 05 Januari 2015

ILMU SOSIAL DASAR TUGAS 3

FENOMENA MESUM DI BILIK WARNET


Warung internet alias warnet, di Kota Semarang, kini marak disalahgunakan oleh kalangan pelajar. Mereka memanfaatkan bilik warnet menjadi "bilik asmara", yakni tempat untuk bercumbu.
"Pemilik warnet harusnya tidak membuat bilik-bilik. Warnet lebih baik berbentuk terbuka (tanpa sekat) seperti tempat permainan game center. Itu bertujuan meminimalisasi penyalahgunaan internet untuk membuka situs pornografi atau berbuat asusila," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin, Minggu (25/8/2013).
Seorang warga Kaligawe, Kota Semarang, Anto, mengaku beberapa kali memergoki pasangan siswa bercumbu bahkan hingga berhubungan intim di sebuah warnet di Semarang timur.
"Siang itu kebetulan saya juga sedang browsing. Bilik warnet persis di samping bilik warnet saya tiba-tiba bergoyang-goyang. Saya penasaran dan memberanikan diri untuk mengintip lewat sebuah lubang kecil. Saya syok, ternyata dua siswa berbaju SMP sedang berbuat mesum," kata Anto, kemarin.
Anto memastikan bahwa kedua siswa itu masih duduk di bangku SMP karena sebagian baju seragam mereka dilepas dan dicantolkan di satu bagian bilik warnet.
Berdasarkan penuturan Anto, warnet yang menjadi tempat mesum para pelajar tidak hanya satu. Di ruas jalan tersebut, setidaknya ada dua warnet lain yang juga menjadi ajang mesum pelajar.
Bahkan, menurut Anto, warga pernah menggerebek sepasang remaja yang tengah memadu kasih di dalam bilik warnet. Menurutnya, sebagian dari warga yaitu para orangtua, yang juga memiliki anak sekolah, merasa kaget mengetahui gaya berpacaran para pelajar itu.
Seorang warga Gajahmungkur, Agus, juga mengaku miris dengan fenomena gaya pacaran siswa di warnet. Agus menuturkan, di sekitar tempat tinggalnya juga ada sebuah warnet yang diduga disalahgunakan sebagai tempat mesum kalangan pelajar.
Ada beberapa tetangganya yang kerap memanfaatkan warnet tersebut untuk berbuat asusila. "Sudah ada tiga orang tetangga saya yang mengatakan kalau mereka pernah berbuat mesum di situ. Ketiganya masih SMP," katanya.

Agar tak dipakai mesum, harus ada aturan khusus bilik warnet


Polisi dan Satpol PP di beberapa daerah kini sedang gencar melakukan razia pelajar di sejumlah warnet. Tak jarang dalam razia itu, polisi dan Satpol PP kerap menemukan pasangan pelajar atau mahasiswa sedang berduaan di bilik warnet.

Menurut Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Musni Umar, fenomena mesum di bilik warnet, itu sebagai tanda kehancuran moral anak-anak dan masyarakat. Pertama, kata dia, warnet berfungsi sebagai tempat memperoleh informasi agar mereka bisa mengetahui informasi terkini dalam berbagai bidang.

"Tapi justru warnet dijadikan tempat berkenalan dengan pasangan. Tak hanya itu, tapi mereka juga melakukan hal-hal yang tidak baik. Dan itu rata-rata dilakukan anak-anak dan pelajar," kata Musni kepada merdeka.com, Sabtu malam (29/9).

Kedua, dia menjelaskan, ini bukan murni kesalahan anak-anak, tapi orang-orang tua juga harus disalahkan. Sebab, selama ini para orang tua itu terkesan tak peduli dengan anak-anak. Mereka membiarkannya berlama-lama di warnet tanpa dipantau.

Bahkan setelah keluar dari warnet, para orang tua juga terkesan tidak peduli. "Maka ketika anak bolos sekolah ke warnet, anak berbuat apa saja di warnet, para orang tua tidak tahu, bahkan tidak mau tahu," ujar Muni Umar.

Dia melanjutkan, "hilangnya tanggungjawab kedua orang tua terhadap anak, itu memperburuk kerusakan moral anak-anak kita."

Ketiga, masalah lingkungan, termasuk di warnet. Menurut dia, tidak seharusnya warnet yang seharusnya berfungsi sebagai tempat mendapatkan informasi diubah menjadi tempat yang rawan digunakan mesum. Misalnya, pemilik warnet memfasilitasi dengan bilik-bilik tertutup.

"Seolah-olah masalah ini hal yang biasa yang terjadi di manapun. Bilik-bilik tertutup yang terbukti dijadikan tempat mesum harus dibongkar, desainnya diubah terbuka kayak di kantoran," tukasnya.

Dengan demikian, hal itu bisa mencegah adanya peluang untuk berlaku mesum di tempat warnet. "Ini pemilik warnet harus sadar, bahwa ada masalah yang terjadi. Janganlah warnet dijadikan sebagai sarana berbuat mesum. Sebenarnya kalau semua menyadari ya sudah dibuka semuanya, sehingga semua orang leluasa bisa saling melihat," ujarnya.

Solusi lain, harus ada aturan khusus tentang usaha warnet, termasuk soal-soal yang mengatur tentang bilik warnet. Aturan menurut dia macam-macam, bisa berupa perda, pergub, atau sekadar aturan masyarakat sekitar warnet; dari camat, lurah atau RT dan RW. Tujuannya agar warnet bisa dikontrol oleh masyarakat.

Masyarakat bersama lurah, camat atau RT dan RW harus blusukkan memantau warnet-warnet di daerahnya agar praktik mesum anak-anak atau mahasiswa bisa diminimalisir. Aturan itu, dia mengimbuhkan, juga menghindarkan warnet dari amuk masyarakat. Misalnya warnet yang imagenya sudah menjadi tempat mesum, kemudian didemo lalu diamuk massa.


"Saya mendukung kalau ada aturan-aturan khusus, karena ini memang berbahaya bagi anak-anak di Indonesia. Tapi yang paling penting, dan paling bertanggung jawab itu peran orang tua," tuturnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar